Tujuan dan Filsafatnya

Ananda Marga adalah suatu organisasi sosio­spiritual yang revolusioner. Revolusi dalam pengertian di sini bukanlah suatu gerakan yang mengedepankan kekerasan yang melanggar Ahimsa dalam mencapai tujuan. Revolusi yang dimaksud oleh Ananda Marga adalah suatu perubahan Radikal (cepat) yang menyeluruh di segala strata kehidupan yang meliputi strata fisik, mental, dan spiritual, yang dimulai dari dalam diri tiap­tiap individu. Sudah barang tentu perubahan yang diinginkan adalah perubahan dari ketidak-sempurnaan ke kesempurnaan.

Nama Ananda Marga diambil dari bahasa Sansekerta yaitu "Ananda" dan "Marga". "Ananda" artinya kebahagiaan sejati dan "Marga" artinya jalan. Ananda Marga berarti jalan menuju Kebahagiaan Sejati.

Setiap orang, disadari atau tidak, pasti menginginkan kebahagiaan. Mereka mengejar kebahagiaan itu kesana­kemari. Dikiranya kebahagiaan itu ada pada uang, maka mereka berusaha mengumpulkan uang sebanyak­banyaknya. Dikiranya kebahagiaan itu ada pada wanita cantik, maka mereka berusaha mendapat istri cantik. Dikiranya kebahagiaan ada pada kedudukan sosial yang tinggi, maka mereka berusaha mengejar kedudukan sosial yang tinggi. Dan begitulah seterusnya. Namun setelah mereka mendapatkan semuanya itu, ternyata mereka tetap merasa tidak puas dan tidak bahagia. Kenapa? Karena semua obyek­obyek itu memiliki keterbatasan sedangkan keinginan manusia sifatnya tak terbatas. Bagaimana sesuatu yang terbatas bisa memenuhi keinginan yang tak terbatas? Untuk mencapai kebahagiaan sejati seseorang harus mendapatkan sesuatu yang tak terbatas. Sesuatu yang tak terbatas itu tak lain adalah Kesadaran Agung (Supreme Conciousness) atau disebut juga Parama’tma’, Parama Purusa, Tuhan, Allah, Sang Hyang Widhi dsb. Apabila manusia sudah mencapai Kesadaran Agung, berarti semua keinginannya telah tercapai. Dalam tingkat ini dikatakan bahwa orang itu telah mencapai kebebasan mutlak atau MOKS’A.

Ananda Marga percaya bahwa semua mahluk pada akhirnya akan menuju pada Kesadaran Agung itu. Mereka sepenuhnya dituntun oleh daya Prakrti (alam) menuju tingkat evolusi yang lebih tinggi. Sedangkan manusia karena memiliki "Budhi" atau intelek sehingga mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, maka memiliki otoritas yang menentukan nasibnya sendiri. Manusia punya kemampuan memilih apakah mau mendekat atau menjauh dari Kesadaran Agung. Manusia juga memiliki otoritas untuk mempercepat atau memperlambat gerakan itu.

Ananda Marga mengajarkan agar manusia jangan diam di tempat, apalagi mundur. Manusia harus terus bergerak maju menuju ke Kesadaran Agung. Diharapkan agar manusia bergerak maju terus dengan kecepatan yang terus ditingkatkan dengan mendaya-gunakan seluruh kemampuan yang dimiliki baik fisik, mental, dan spiritual agar tujuan tercapai dalam waktu yang sesingkat­singkatnya. Bila perlu tidak usah menunggu kelahiran yang berikutnya. Gerakan Maju inilah yang dimaksud dengan Revolusi Radikal dalam arti yang sebenarnya.

Menurut Ananda Marga, walaupun manusia memiliki otoritas untuk mempercepat atau memperlambat gerakannya, bukan berarti manusia bisa maju terus tanpa rintangan. Kenapa? Manusia bukanlah seorang diri dalam perjalanannya. Banyak sekali manusia­manusia lain, di samping itu masih ada binatang­binatang, tumbuhan-tumbuhan, planet­planet, bintang­bintang dan mahluk­mahluk ciptaan lainnya, yang semuanya adalah putra­putri tercinta Sang Pencipta. Semuanya itu tidak bisa kita abaikan. Antara individu satu dengan individu lainnya di alam semesta ini saling mempengaruhi dan saling tergantung satu sama lain. Manusia harus juga mengusahakan kesejahteraan mahluk­mahluk lainnya. Jadi, menurut Ananda Marga, manusia dalam perjalannya menuju MOKSHA harus juga aktif mengusahakan tercapainya keharmonisan di jagad-raya ini. Keharmonisan alam semesta atau kesejahteraan jagad disebut JAGAT HITA dalam bahasa Sansekerta. Maka tujuan dan motto Ananda Marga adalah "A'TMA MOKS'A'RTHAM' JAGATHITA'YA CA". "ATMA MOKSARTHAM" artinya kebebasan A’tma yaitu menyatunya kesadaran unit dengan Kesadaran Agung. "JAGATHITAYA" artinya kesejahteraan atau keharmonisan alam semesta (Jagat). Sedangkan "CA" artinya dan.

Di Bali lebih dikenal slogan yang berbunyi "MOKSHATRHAM JAGATHITAYA CA ITI DHARMA" yang umumnya diartikan tujuan agama adalah untuk mencapai moksa dan jagathita. Menurut kami, secara harafiah slogan tersebut lebih tepat diartikan "Dharma ( bagi manusia ) adalah (mencapai) moksa dan Jagathita."

Apa arti Dharma? Menurut Ananda Marga, arti dharma tidaklah sama dengan agama ( religion ). "Dharma" secara harafiah berarti karakteristik sejati atau sifat hakiki atau sifat bawaan suatu obyek. Misalnya api, dharmanya api adalah membakar atau memberikan panas. Kalau ada sesuatu yang tampak seperti api tetapi tidak memiliki kemampuan membakar atau memberi panas, maka pasti itu bukan api yang sejati. Mungkin itu api "jadi­jadian". Agama manusia boleh saja berbeda­beda dan tak terhitung jumlahnya tetapi dharma manusia sejati adalah sama yaitu "BHA’GAVATA DHARMA" atau "MA’NAVA DHARMA." Bagaimana karakteristik Bha’gavata Dharma? Bha’gavata Dharma adalah kerinduan untuk menyatu dengan PARAMA’TMA’. Bha’gavata Dharma meliputi empat aspek penting yaitu VISTA’RA, RASA, SEVA', dan TADSTHITI.

"VISTARA" artinya perluasan psikis. "RASA" artinya Kepasrahan Total atau aliran Bakthi yang konstan kepada PARAMA PURUSA/PARAMA’TMA’ . "SEVA" artinya pelayanan atau pengabdian tanpa pamrih kepada Tuhan dan seluruh ciptaannya. "TADSTHITI" artinya kesempurnaan sejati yaitu MOKS’A. Aspek Vista’ra, Rasa, Seva’, ketiganya ini digali dan dikembangkan melalui SA’DHANA’ atau dengan kata lain ada dalam lingkup Sa’dhana’. Dan tujuan dari Sa’dhana’ ini adalah faktor keempat yaitu Tadshiti yang merupakan resultan ketiga faktor lainnya.

Karena tujuan Ananda Marga adalah "ATMA MOKS’A’RTHAM JAGATHITA’YA CA" maka praktek (aktivitas) dan filsafatnya adalah menyeluruh - meliputi semua aspek kehidupan baik fisik, mental maupun spiritual. Jadi Ananda Marga bukanlah suatu sekte atau aliran kepercayaan yang hanya mengedepankan satu aspek kehidupan saja. Ananda Marga bukan hanya mengurusi masalah­masalah spiritual, melainkan juga masalah­masalah pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, riset, medis, pelestarian lingkungan, dan lain sebagainya. Tidak ada satu aspek kehidupan pun yang diabaikan.

Untuk mencapai "ATMA MOKSARTHAM JAGATHITAYA CA", maka konsep pendekatan Ananda Marga adalah Pendekatan Subyektif ( Subjective Approach ) dan Penyesuaian Obyektif (Objective Adjusment). Artinya pikiran selalu diarahkan menuju Subyek Agung sambil melakukan penyesuaian­penyesuaian terhadap obyek atau alam semesta ini.

Filsafat Sosio­Ekonomi

Ananda Marga memandang segala­galanya yang terdapat di alam semesta ini merupakan kekayaan bersama, walaupun pembagiannya tidak sama bagi setiap orang dari persen ke persen. Namun demikian kebutuhan minimal bagi setiap orang haruslah terjamin.

Kebutuhan minimal yang mendasar bagi setiap orang meliputi: makanan, pakaian, perumahan, pengobatan, dan pendidikan. Kebutuhan minimum manusia tentu saja berubah dari jaman ke jaman. Setelah kebutuhan minimum terpenuhi, kelebihan yang dimiliki haruslah dibagi­bagikan kepada orang­orang yang memiliki kelebihan khusus, sesuai dengan tingkat kemampuannya.

"Sama’ja’deshena vina’ dhanasaincayah akartavyah"

Alam Semesta raya ini merupakan milik bersama setiap orang. Semua mempunyai hak pakai, semua mempunyai hak menikmati, tetapi jelas tidak punya hak menyalah-gunakannya. Apabila ada sementara orang yang mencari dan menimbun kekayaan, secara tidak langsung ia menghambat kebahagiaan dan kebebasan orang lain. Perilakunya tersebut bersifat anti­sosial. Karena itu, tidak seorang pun diperbolehkan menimbun kekayaan jika merugikan diri sendiri dan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan ini maka Shrii Shrii Anandamurti mengajarkan filsafat Sosio­Ekonomi yang disebut PROUT. PROUT merupakan akronim dari "Progressive Utilization Theory" (Teori pendaya-gunaan secara Progresif). Uraian panjang lebar mengenai filsafat PROUT ini tertuang dalam beberapa buku karangan Shrii Shrii Anandamurti, antara lain: "Proutist Economics", "PROUT in a nutshell", "A Few Problem Solved", "Discourse on PROUT", "Human Society", "Neo­Humanism in a nutshell" dan lain­lain. Para pengamat yang telah mempelajari filsafat PROUT menyatakan bahwa PROUT merupakan satu­satunya pilihan untuk mengatasi krisis yang melanda dunia saat ini.

Sejarah ( Kronologi ) Singkat

Pendiri dan Guru Ananda Marga adalah Shrii Prabhat Rainjan Sarkar atau kemudian dikenal dengan nama Shrii Shrii Anandamurti. Beliau dilahirkan di Bihar, India, pada waktu fajar menyingsing bertepatan dengan Purnama Vaeshaki (Besaki) tanggal 21 Mei 1921. Sejak kelahirannya beliau telah menarik perhatian banyak orang dan menunjukkan hal­hal yang luar biasa.

Pada tahun 1939 bertepatan dengan Purnama Shra’vanii, beliau memberikan Diiksha (Inisiasi) pertama kali kepada Kalicharan Bandyopadhyaya, seorang bandit yang paling ditakuti saat itu. Kehidupan Kalicharan kemudian berubah 180 derajat dan dia mengabdikan seluruh jiwa­ raganya untuk kemanusiaan dengan nama baru Ka’lika’nanda Avadhu’ta.

Organisasi Ananda Marga baru secara resmi didirikan pada tanggal 9 Januari 1955 ketika Shrii Shrii Anandamurti masih bekerja sebagai karyawan perusahaan kereta api di Jamalpur. Beliau pun mendidik secara khusus orang­orang yang ingin mengabdikan diri sepenuhnya untuk menjalankan misi Ananda Marga. Para Acarya inilah yang bertugas mengajarkan dan menyebarkan ajaran­ajaranNya. Mereka, baik lelaki maupun perempuan, menjadi pionir­pionir Ananda Marga yang disebar ke seluruh dunia.

Tahun­tahun berikutnya satu per satu departemen­departemen yang ada di Ananda Marga dideklarasikan.

Pada tahun 1959 Marga Guru Shrii Shrii Anandamu’rtiji menciptakan Teori Sosio-Ekonomi yang dikenal dengan Nama PROUT (Teori pendayagunaan secara Progresif).

Pada tahun 1963, kegiatan Ananda Marga dipusatkan di Ananda Nagar, di Distrik Purulia, Benggali barat.

Pada tahun 1966, pertama kalinya Acarya ditugaskan ke luar India.

Pada tanggal 5 Maret 1967, Ananda Nagar diserang oleh komunis, 5 orang Acarya gugur saat itu.

Pada tanggal 29 Agustus 1969 pertemuan Ananda Marga di Coochbihar diserang oleh komunis dan seorang pengikut Ananda Marga meninggal saat itu.

Pada tanggal 29 Desember 1971, Shrii Shrii Anandamurti ditangkap dan dipenjarakan atas tuduhan palsu.

Pada tanggal 12 Februari 1973, Shrii Shrii Anandamurti diinjeksi dengan racun oleh dokter yang bertugas dipenjara saat itu. Untuk memprotes perlakuan yang tidak adil dan biadab ini beliau melakukan puasa selama 5 tahun empat bulan sejak tanggal 1 April 1973.

Pada tanggal 3 Juli 1975 Ananda Marga dilarang di India, bertepatan dengan diberlakukannya keadaan darurat.

Pada tanggal 2 Agustus 1978 Shrii Shrii Anandamurti dibebaskan tanpa syarat dari penjara, dan beliau mengakhiri puasanya. Dan sejak itu perkembangan Ananda Marga semakin pesat di seluruh dunia. Semakin banyak orang yang mengabdikan hidupnya sepenuhnya di dalam misiNya.

Pada Tanggal 21 Oktober 1990 Guru dan pendiri sekaligus Presiden pertama Ananda Marga sedunia, Shrii Shrii Anandamurti, meninggalkan badan fisiknya. Seluruh dunia tersentak. Namun justru sesudah itu gema Ananda Marga semakin bergaung di seluruh dunia.

Sampai kini Ananda Marga sudah tersebar pada lebih dari 194 negara di dunia dengan berbagai proyeknya yang meliputi antara lain: Yoga Centre, Sekolah mulai Taman Kanak-kanak hingga Universitas, Master Unit, Bantuan Kemanusiaan, Publikasi, Koperasi, Riset dan sebagainya.

Ananda Marga di Indonesia

Acarya pria (Dada) pertama kali tiba di Jakarta pada tahun 1976. Kemudian Acarya wanita (Didi) pertama kali datang ke Jakarta tahun 1979.

Ananda Marga mengajarkan bahwa dalam kehidupan spiritual, pria dan wanita mempunyai hak­hak dan kesempatan yang sama. Begitu juga antara Acarya dan orang awam.

Tahun 1980 seorang Dada pertama kali datang ke Bali dan langsung melakukan kontak penting dengan beberapa orang. Orang­orang Bali yang mendengarkan penjelasan Dada tentang Ananda Marga saat itu dapat dengan mudah menerima ajaran Ananda Marga yang pada hakekatnya bersumber pada ajaran Shiva, tepatnya Shiva Tantra Yoga. Kebanyakan orang Bali yang sudah mendalami ajaran Hindu merasa tidak asing dengan ajaran Yoga Ananda Marga. Dengan mempelajari filsafat Ananda Marga mereka dapat lebih mudah memahami makna simbol­simbol keagamaan yang ada di Bali. Maka secara prinsip Ananda marga tidak pernah mengalami benturan di Bali.

Ida Kade Santhosa dari Singaraja adalah orang Bali atau orang Indonesia yang pertama menjadi A’ca’rya di Ananda Marga. Beliau mulai menjalani pendidikan A’ca’rya pada tahun 1986, di Davao City, Filipina.

Pada tahun 1988, Bali mendapat kesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan festival RAWA (Renaissance Artists and Writers Association) sedunia, bertempat di Air Sanih, Buleleng. RAWA adalah anak organisasi Ananda Marga. RAWA mempunyai motto "Kesenian untuk pengabdian dan keberkahan" (Art for service and blessedness).

Pada tahun 1989, Ananda Marga di Jakarta mengajukan permohonan terdaftar kepada Direktur Pembina Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa yaitu Drs. K. Permadi, S.H. Bapak Permadi memberi perhatian yang baik sekali terhadap pertumbuhan dan perkembangan Ananda Marga. Perhatiannya lebih meningkat setelah beliau menyaksikan langsung kegiatan­kegiatan Ananda Marga di Filipina, khususnya Davao City.

Pada tahun 1990 itu juga beberapa buku Ananda Marga mulai dicetak dalam bahasa Indonesia (diterjemahkan oleh Bapak Ketut Nila almarhum ) dan dijual di toko­toko buku. Ternyata buku­buku tersebut laris terjual, dan semakin banyak orang yang menginginkan Inisiasi dari para A’ca’rya dan mempelajari Yoga Ananda Marga.

Bahkan diantaranya ada yang terpanggil untuk menjadi acarya. Sampai saat ini (tahun 2000) sudah lebih dari 29 orang dari Indonesia yang menjadi Acarya maupun yang sedang menjalani pendidikan Acarya.

Pada tahun 1990, tepatnya tanggal 11 sampai 14 Oktober Ananda Marga mengadakan festival A’nanda Mela’ di Yogyakarta dan mendapat sambutan positif dari masyarakat. Ananda Mela itu dibuka secara resmi oleh Bapak Permadi. Pada kesempatan itu Bapak Permadi meminta Ananda Marga untuk mendirikan cabang di seluruh kota­kota besar di Indonesia.

Sampai dengan awal tahun 2001, cabang-cabang Ananda Marga berada di kota-kota berikut ini : Jakarta, Bandung, Cirebon, Yogyakarta,  Semarang, Surabaya,  Singaraja, Sangsit, Denpasar,  Jambi,  Medan

 Forum PAMI  Halaman Link Buku Tamu Tanya-Jawab (FAQ) News Letter "Namaska'r" 

©2001 Persatuan Ananda Marga Indonesia