Walaupun umat manusia terus menerus mencari kebahagiaan abadi (sesuai dengan dharma-nya—sifat alaminya), pencarian mereka jarang lebih dari sekedar materialisme. Dunia materi ini, yang segalanya serba terbatas, tidak akan pernah mampu memenuhi keinginan manusia yang tanpa batas dan akibatnya depresi dan rasa frustrasi menghantui setiap orang. Shrii Shrii Anandamurtijii mengatakan bahwa perjalanan manusia adalah dari kebinatangan menuju kemanusiaan dan berakhir menuju ke-Ilahian atau kesempurnaan. Ia datang memberikan filosofi yang ilmiah dan sistem meditasi spiritual yang praktis yang disebut Rajadhiraja Yoga, yang membawa seseorang menuju ke tingkat kesempurnaan. Filosofi-Nya yang sejernih kristal dan sistem meditasi-Nya yang ilmiah telah memberikan manfaat kepada jutaan orang dan telah diterima secara universal.

Sekarang ini ketika fundamentalisme, kastaisme dan kecenderungan memecah-belah telah membagi-bagi umat manusia, terdapat usaha kuat, dengan mengatas-namakan sekularisme, untuk menyesatkan manusia ke jalan atheisme (Adharma). Orang-orang menjadi kebingungan karena dharma dan agama disamakan. Namun Shrii Shrii Anandamurtijii dengan jelas mengatakan bahwa dharma adalah satu (dan hanya satu untuk semua umat manusia. Dharma dan Agama tidaklah sama. Kata ‘dharma’ tidak ada padannya dalam bahasa Indonesia, namun dapat diartikan secara mudah sebagai "Agama Universal"

Ia dengan indahnya mengartikan kembali aturan moral yang berumur ribuan tahun---Yama dan Niyama –dan menempatkan dalam sudut pandang yang pas untuk jaman modern sekarang ini. Ia menyatakan "Tanpa Yama dan Niyama, Sadhana adalah suatu kemustahilan." Shrii Shrii Anandamurtijii menekankan pentingnya keharmonisan antara kehidupan spiritual dan material yang disebut-Nya dengan "Pendekatan subjektif melalui penyesuaian objektif."